Debat Santri, Tapi Serius (Soal Isu Suara Adzan dan Suara Anjing)

Oleh : Mukhlas Syarkun

Dua hari ini jagad republik gempar menyusul berita "konon katanya mentri agama membandingkan antara suara adzan dengan suara anjing" Isu ini menjadi perhatian publik termasuk remaja sebua desa sebut saja Adib, Amin dan Cak Dar. Sambil menunggu waktu isya’ diserambi masjid ketiganya diskusi serius tapi santai, dimulai dari Adib yang membuka pertanyaan,..

 Bagaimana kok bisa seorang mentri agama membandingkan antara suara adzan dan suara anjing ? sambil menunjukkan HP nya berita CNN dan detik..com.

Amin menjawab, ya memang rame bahkan habarnya Roy Suryo sudah melaporkan dengan tuduhan penistaan agama dan banyak lagi tokoh-tokoh yang merespon soal ini, surat pernyataan protes, demo menggema seluruh negri. Gimana ini menurut Cak Dar…?

Cak Dar, menjawab,  ya mestinya tabayyun dulu sebab ada nalar yang gak ketemu,  masak si  Gus Yaqut membandingkan seperti itu, coba deh hati nurani anda berdua kira-kira bisa terima gak berita itu seperti itu….?

Adib langsung menyaut, ya memang hati sya gak yakin dan tanda Tanya saya juga begitu saut Amin, tapi soalnya beritanya rame di medsos juga TSM.

Cak Dar  meneruskan Jawabannya, Jika hati nuranimu tanda Tanya, maka perlu tabayyun (agar tidak salah paham atau menjadi orang yang pahamnya salah), kalau tidak tabayyun anda akan menyesal dikemudian hari, karena sudah menyebarkan fitnah dan ingat fitnah itu lebih keji dari pembunuhan loh..

Cak Dar  kemudian menunjukkan berita dari detik.com yang memuat lengkap klarifikasi serta video dari setaf kemenag yang buat klarifikasi… Astaghfirullah sya telah suudzan dengan saudaraku seiman, demikian sepontan Adib berucap…alhamdulillah anda segera menyadari kekhilafan..suat Cak Dar.

Namun Amin masih ngeyel…. kan tidak pantas masak seorang mentri membicarakan suara adzan (meskipun tidak dinarasikan suara adzan, tetapi lima kali sehari kan itu artinya adzan) kemudian masih dalam satu majlis menyebut suara anjing, maka wajar-wajar saja muncul kesimpulan mentri agama membandingkan atau menyamakan (suara adzan dan suara anjing).

Cak Dar Menanggapi, kesimpulanmu menunjukkan bahwa anda menjadi korban hoxc dan freming dari CNN dan Detik.com, padahal kedua media sudah memuat klarifikasi bahwa tidak ada kalimat membandingkan, itu sebabnya detik dan CNN meralatnya.

Tapi seorang pejabat mestinya tidak memilih diksi anjing kenapa tidak yang lain dibolak balik dengan alasan apapun itu digsi yang  tidak pantas ? protes  Amin dengan nada tinggi..

Cak Dar Merespon dengan santai,  .. ya ini memang masalah etika dan digsi anjing ini disoal oleh banyak pihak (istilah orang melayu kurang berbudi bahasa), tetapi perlu dipahami bahwa mentri Agama sedang menggambarkan realita disebuah kompleks perumahan yang mayoritas non muslim dan lazimnya banyak keliaran anjing dan bersuara itu sebuah realita, terus gimana masak kemudian mengada-ada kan malah gak realistis.  Misalnya karena demi menjaga budi bahasa, maka diganti digsi “suara solawat”, kan malah gak realistis dan bahkan sebuah kebohongan publik, menyebut  suara solawat menggema disebuh perumahan mayoritas non muslim… (Adib dan Amin manggut-manggut)… sepontan…. ohhhhh…

Meskipun manggut-manggut tetapi Amin tetap saja agresif mencari cela untuk berusaha menyalakan mentri agama sambil menunjukkan video ustad Somad  tentang menjawab pertanyaan larangan suara dzan dan berbagai me me yang mengopinikan seolah-olah olah mentri agama melarang suara adzan…

Cak Dar menanggapi sikap Amin, waduh ini sudah fitnah waljama’h he he ….mestinya mas Amin membaca surat edaran dan pernyataan pak mentri yang memang tidak melarang (mamnu’) suara adzan pakai toa, tetapi mengatur (nidzam) suara adzan, bukankan mengatur dan melarang itu dua hal yang berbeda ?  perlu dipahami bahwa mencegah (mamnu’) adzan itu  haram, sedangkan, nidzam (mengatur) suara adzan agar enak didengar itu sebuah hal yang dianjurkan mungkin bahkan menjadi amalan sunnah.

Selain itu Surat Edaran ini menggambar sikap akomodatif pak mentri atas  aspirasi dari Muhammdiyah prof Syafiq Mughni pimpinan Muhammadiyah meminta agar ada pengaturan suara adzan, begitu juga pak JK sebagai ketua dewan masjid Indonesia( DMI) menyampaikan hal yang sama..

Amin masih ngeyel mana surat edarannya ? dengan nada tinggi…

Cak Dar melayani dengan sabar, membuka HP ini mas Amin monggo dibaca.. dan kemudian Amin membaca SE secara seksama dan pelan-pelan berkacakaca matanya (bentuk penyesalah suda buat fitnah).. kemudian terucap kata-kata dengan lirih, Maha benar firman Allah… jika tidak mau tabyyun penyesalan akan didapat… dan diskusi bubar karena masuk waktu Isya…
Previous article
Next article

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Ads Atas Artikel

Ads Tengah Artikel 1

Ads Tengah Artikel 2

Ads Bawah Artikel