Berita Budaya
Mengenal Tradisi Mandi di Sungai Jelang Ramadhan yang Dilakukan Warga Lampung
BANDAR LAMPUNG - Jelang Ramadhan, sejumlah warga di Lampung mengikuti Tradisi Blangikhan (baca: blangiran) atau mandi di sungai, di Taman Bumi Kedaton, Kota Bandar Lampung, Kamis (24/3/2022).
Tradisi turun mandi ini memiliki filosofi untuk membersihkan hati dan pikiran.
Pelaksana seremonial Blangikhan, Ketua Harian ormas Lampung Sai, Rycko Menoza mengatakan, tradisi adat ini adalah khas Lampung Sai Batin dan Pepadun khususnya menjelang Ramadhan.
"Ini ritual turun temurun dari leluhur. Tradisi ini memiliki makna dan pelajaran yang tidak lekang oleh zaman," kata Rycko di lokasi gelaran Blangikhan, Kamis.
Rycko menuturkan, secara filosofis, tradisi ini memiliki nilai yang harus dilakukan oleh umat manusia sebelum Ramadhan, yaitu mensucikan hati dan pikiran.
Namun, secara khusus pelaksanaan Blangikhan tahun ini memiliki nilai tersendiri.
Mantan Bupati Lampung Selatan ini mengatakan, ada pesan perdamaian yang hendak disampaikan dari blangikhan itu.
Menurut Rycko, pelaksanaan tradisi kali ini dilakukan dengan tiga bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Lampung.
Penggunaan Bahasa Inggris dalam penyampaian narasi dimaksudkan agar dimengerti warga internasional, khususnya Rusia dan Ukraina yang saat ini sedang berkonflik.
"Supaya Presiden Putin bisa melihat, bagaimana di Lampung ini walaupun berbeda-beda suku tetapi masih rukun," kata Rycko.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fahrizal Darminto mengatakan, Blangikhan adalah simbol dari mensucikan diri begitu memasuki Bulan Ramadhan.
"Mandi ini bukan hanya membersihkan badan atau jasmani saja, tetapi juga membersihkan hati dari segala sifat buruk, sombong, iri, dendam," kata Fahrizal.
Hal tersebutlah yang disimbolkan dari Blangikhan tersebut, yaitu manusia harus kembali suci hatinya di saat menjalani puasa.
Tetua Adat Lampung Sai, Sjachroedin ZP mengatakan, Blangikhan secara harfiah adalah turun mandi membersihkan raga.
Sjachroedin mengatakan, ini adalah kebiasaan masyarakat adat Lampung yang secara turun temurun dilakukan.
"Mengikuti cara leluhur. Intinya berdoa kepada Allah agar saat menjalani ibadah puasa nanti berjalan lancar," kata Duta Besar RI untuk Kroasia itu.
Dikutip dari KOMPAS.com
Previous article
Next article
Belum ada Komentar
Posting Komentar