"Rencana Jahad" Dibalik Kasus Menag (Analisa Seword)

Oleh : Nafys - Seword

Apakah kita sadar jika kasus yang sekarang lagi viral mengenai Menteri Agama itu banyak dimanfaatkan oleh orang untuk kepentingan politik masing-masing?

Ada orang partai Demokrat seperti Roy Suryo yang melaporkan Yaqut Cholil Qoumas karena diduga membandingkan suara azan dan gonggongan anjing dalam sebuah wawancara di Pekanbaru, Riau beberapa hari lalu.

"Hari ini KRMT Roy Suryo bersama Kongres Pemuda Indonesia akan membuat Laporan Polisi terhadap YCQ yang diduga membandingkan suara Adzan dengan Gonggongan Anjing," kata Roy dalam keterangan resminya. 

Tetapi setelah dilaporkan balik oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Roy Suryo lalu berdalih bahwa dia ingin membantu masyarakat?

“Lucu ini sebenarnya. Karena sebenarnya saya itu ikhtiar ingin membantu masyarakat dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan video yang viral,” ujarnya, kepada Kompas TV. 

Gimana logikanya melaporkan Menag lalu berdalih untuk membantu masyarakat?

Sudahlah Roy, mending urus saja saja masalah panci daripada “pansos” ingin melaporkan Menag ke Polisi.

Sederhananya, jika Roy Suryo melaporkan Menag ke Polisi, dia juga harus siap jika dilaporkan balik sekaligus sebagai pendidikan politik di masyarakat agar tidak sembarangan melaporkan orang lain.

Ada juga elit PKS bernama Jazuli Juwaini yang mengatakan pernyataan Menteri Agama sudah keterlaluan dan mendesak sang menteri menyampaikan permintaan maaf resminya kepada masyarakat, khususnya umat Islam.

PKS tidak usah ingin jadi “Pahlawan kesiangan” bagi umat Islam dalam kasus Menag ini, karena rakyat sudah muak dengan gaya politik kotor PKS yang katanya ingin membantu rakyat kecil terkait dengan kelangkaan minyak tetapi malah memanfaatkan kasus kelangkaan minyak goreng ini untuk merekrut anggota PKS yang baru sekaligus untuk mencari suara dalam Pemilu tahun 2024 nanti.

Apakah suara rakyat Indonesia dalam Pemilu nanti semurah harga 1 liter minyak goreng yang dijual oleh PKS?

Jangan katakan jika orang dalam video tersebut bukan kader PKS karena faktanya orang tersebut bernama Dedi Aroza yang merupakan Ketua DPD PKS Kabupaten Bogor, Jawa Barat!

Dalam video tersebut, terlihat jelas jika Dedi Aroza secara tegas mengatakan bahwa ibu-ibu yang mendapatkan minyak goreng murah tersebut adalah mereka yang jadi anggota (PKS). Bahkan dia juga mengingatkan ibu-ibu untuk komitmen dari sekarang memilih PKS pada saat Pemilu nanti.

Jadi, masih percaya jika PKS murni ingin membantu rakyat untuk mendapatkan minyak goreng murah?

Atau PKS hanya ingin mencari anggota partai baru dan suara dalam Pemilu nanti dengan kedok peduli nasib rakyat kecil?

Ada juga orang yang “mengharamkan” Menag menginjakkan kakinya di tanah Minang tetapi penulis salut dengan Menag karena tetap memberikan bantuan sebanyak Rp 2,3 miliar kepada masyarakat Minang khususnya yang berada di Pasaman Barat yang terkena musibah gempa! 

Yang terbaru, Sugi Nur yang pernah divonis bersalah dengan hukuman 10 bulan penjara dan denda Rp 50 juta dalam kasus penghinaan terhadap NU, sekarang juga ikutan pansos terkait pernyataan Menteri Agama. Bahkan Sugi Nur secara terang-terangan mempraktekkan suara adzan sambil menggonggong.

Makanya tidak heran jika Ketua Advokasi dan Litigasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor Dendy Zuhairil Finsa merespons dengan tegas tindakan Sugi Nur tersebut.
 
“Justru Sugi Nur yang menista agama. Dia yang mencontohkan azan dengan gonggongan anjing di menit 12.08 sampai 12.41,” kata Dendy dilansir dari JPNN.com.

PA 212 juga sudah mempersiapkan rencana aksi besar menuntut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk mundur terkait ucapannya yang dianggap kontroversial.

Demo lagi, demo lagi? Sampai kapan?

Memangnya mengumpulkan banyak orang dalam satu tempat untuk demo bisa dilakukan secara gratis?

Kami sebagai rakyat kecil sudah paham bagaimana kelakuan oportunis yang “menghalalkan” segala cara melalu demo berijilid-jilid dengan kedok bela agama, udah basi!

Jika memang Menag dianggap bersalah, ya dilaporkan saja ke Polisi biar proses hukum yang membuktikan, tetapi jika Menag tidak bersalah, ya harus jika dilaporkan balik.

Sebenarnya para oportunis hanya mencari kesalahan saja karena Menag merupakan bagian dari NU, ormas Islam terbesar di Indonesia yang menjadi musuh mereka karena NU masih sangat konsisten menjaga keutuhan NKRI ini.

Dan bukan kali ini saja Menag diserang, ini adalah kejadian yang kesekian kalinya.

Sejak Menjabat sebagai Menteri Agama, Menag sudah membuat aturan baru tentang sertifikat halal secara gratis yang membuat mereka yang selama ini “menikmati” hasil dari sertitifkat halal terganggu.

Apalagi pada awal tahun ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan Kementerian Agama (Kemenag) memiliki rencana untuk menerbitkan 10 juta sertifikat halal gratis bagi usaha mikro dan kecil (UMK) pada tahun 2022 ini. Bisa dibayangkan bagaimana “marahnya” mereka yang sudah menikmati uang sertifikat halal yang harusnya masuk ke kas negara tetapi malah masuk ke kantong pribadi mereka selama puluhan tahun ini?

Jika sekarang mereka meminta Menag minta maaf dengan dalih bahwa meminta maaf itu bukan perbuatan yang hina, itu hanya jebakan politik seperti dalam kasus Ahok beberapa tahun lalu Ingat pernyataan Fadli Zon dalam kasus Ahok bahwa orang yang meminta maaf berarti mengakui kesalahannya, dan setelah itu maka orang tersebut harus diproses secara hukum dengan dalih setiap orang bersamaan kedudukannya di depan hukum.

Kita jangan lupa bahwa Menag saat ini yang bernama Yaqut Cholil Qoumas ini adalah adik kandung dari dari KH Yahya Cholil Staquf yang sekarang menjabat sebagai Ketua Umum PBNU yang juga pernah dihina oleh kader PKS beberapa tahun yang lalu.

Bahkan Sastrawan Indonesia yang juga pendiri Majalah Tempo, Goenawan Mohamad menyesalkan makian politikus PKS terhadap Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf dengan kata kasar yang bisa menimbulkan kebencian dan pertumpahan darah.

“Seorang politikus PKS, Salman Alfarasi, menyebut K.H. Yahya Cholil Staquf “cecunguk”. PKS tak pantas membiarkan kadernya menggunakan makian kasar seperti itu. Pengalaman tahun 1960-an: kata-kata kasar menghambur bersama kebencian — dan akhirnya pertumpahan darah,” cuit Gonawan Mohamad melalui akun Twitter pribadinya @gm_gm. Sumber

KH. Yahya Cholil Staquf juga pernah dinyinyirin oleh kelompok 212 setelah beliau terpilih menjabat sebagai Ketum PBNU yang baru akhir tahun 2021 yang lalu.

Akhir kata, jangan mudah terpengaruh dengan narasi jahat para oportunis yang menyerang Menteri Agama saat ini dengan dalih membela agama dan umat karena mereka para oposan punya tujuan yang lebih besar dibalik permainan politik ini.

Bagaimana menurut Anda?

Wassalam,
Previous article
Next article

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Ads Atas Artikel

Ads Tengah Artikel 1

Ads Tengah Artikel 2

Ads Bawah Artikel