Agama
Puasa Para Nabi Sebelum Rasulullah Muhammad SAW
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Kisah Para Nabi dan Rasul mengutip Ibnu Majah tentang puasa Nabi Nuh AS. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Puasa Nuh adalah satu tahun penuh, kecuali hari Idul Fitri dan Idul Adha."
Dalam riwayat lainnya, Abu Qatadah dari Zaid bin Rabah Abu Faras, mendengar Abdullah bin Amr berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Nuh berpuasa satu tahun penuh, kecuali hari Idul Fitri dan Idul Adha. Daud berpuasa setengah tahun. Ibrahim berpuasa tiga hari setiap bulan, berpuasa satu tahun dan berbuka satu tahun.'"
Menurut Ibnu Katsir, hadis di atas dicantumkan al-Haitsami dalam ath-Thabari. "Namun, saya belum mendapatkannya," kata Ibnu Katsir.
Leluhur Rasulullah SAW, Nabi Ibrahim AS, juga terkenal dengan kegemarannya berpuasa, terutama pada saat hendak menerima wahyu dari Allah. Kumpulan wahyu itu kemudian dijadikan satu yakni suhuf Ibrahim. Puasa yang menurut agama Ibrahim dilaksanakan pula oleh Nabi Ismail AS, putra beliau. Begitu pula, puasa Nabi Ibrahim AS diikuti oleh Nabi Ishaq, putra beliau dari pernikahannya dengan Sarah.
Leluhur Bani Israil, Nabi Ya'qub AS, terkenal sebagai orang tua dan rasul yang gemar berpuasa, terutama untuk keselamatan putra-putranya. Sementara, Nabi Yusuf AS berpuasa ketika berada dalam penjara bersama para terhukum lainnya.
Kebiasaan berpuasa ini juga beliau terapkan ketika menjadi seorang pembesar Mesir, yakni sebagai menteri perekonomian negeri tersebut. "Karena aku khawatir apabila aku kenyang, nanti aku akan melupakan perut fakir miskin," ujar Nabi Yusuf.
Adapun Nabi Yunus AS berpuasa dari makan dan minum saat berada dalam perut ikan besar selama beberapa hari. Kemudian, beliau berbuka puasa setelah dimuntahkan dari dalam perut ikan itu. Untuk berbuka, dikisahkan, beliau memakan buah semacam labu yang Allah tumbuhkan untuknya di tepi pantai.
Nabi Ayub AS berpuasa pada waktu hidup dalam serba kekurangan dan menderita penyakit selama bertahun-tahun, sampai akhirnya lepas dari cobaan itu. Nabi Syuaib terkenal kesalehannya dan sebagai orang tua yang banyak melakukan puasa dalam rangka bertakwa kepada Allah, di samping dalam rangka hidup sederhana dan untuk kelestarian generasi sesudahnya.
Nabi Musa AS berpuasa selama 40 hari 40 malam dalam persiapan menerima wahyu dari Allah di Bukit Sinai. Hal yang sama juga dilakukan oleh Nabi Ilyas ketika akan pergi ke Gunung Horeb untuk menerima wahyu dari Allah. Sedangkan, Nabi Isa mulai berpuasa ketika mulai tampil di muka umum untuk menyatakan dirinya sebagai rasul.
Nabi Daud AS biasa berpuasa secara berselang, sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa. Dalam Perjanjian Lama disebutkan bahwa Nabi Daud berpuasa selama tujuh hari pada waktu putranya sakit keras.
Untuk memohon kesembuhan dari Allah bagi putranya itu, dia berpuasa sambil menutup diri dalam kamarnya, dan terus-menerus menangis karena sedih. Pada hari ketujuh dari puasanya itu, putranya meninggal dunia. Setelah mengetahui itu, dia tidak meneruskan puasanya lagi.
Dikutip dari REPUBLIKA
Previous article
Next article
Belum ada Komentar
Posting Komentar