Budaya
Sawan dan Ilmu Titen
Simbok bertanya serius, "Jane virus itu apa tho..?!?. Tiap hari kok beritanya virus terus di tipi."
"Virus itu sejenis SAWAN, Mbok! Nggak keliatan tapi kalau nulari bisa membuat orang demam tinggi, batuk-batuk, sesak nafas, kalau tidak kuat bisa mati," Tak bilangin gitu biar mudeng... Kalau diijelasin pakai ilmu virologi malah mumet Simbokku.
"Eeee... Sawan to," Manggut-manggut ngerti.
"Makanya jangan kumpul-kumpul dulu. Kalau terpaksa kumpul-kumpul jaga jarak 1 meter. Sebelum masuk rumah cuci tangan yang bersih pakai sabun, masuk rumah jangan langsung gendong cucu atau menyentuh apapun, langsung ke kamar mandi.
Mandi yang bersih, pakaiannya direndam pakai detergen terus dicuci. Setelah itu baru boleh ngapa-ngapain. Virus itu nggak bahaya kalau kita sehat. Tapi kalau punya penyakit sesak nafas, diabetes, darah tinggi dll bisa bahaya sekali. Nahhh, biar sehat banyak-banyak minum air perasan lemon, wedang jahe/kunyit/temulawak, rebusan daun sirih atau daun kelor..."
"Wis wis, aku wis mudeng. Dari dulu kan aku juga mengajari kalian seperti itu. Cuci tangan dan kaki sebelum masuk rumah sampai tak sediakan gentong di depan rumah. Tapi katamu jangan percaya mitos. Sawan-sawan opo. Tak tanamkan kelor dan sirih, tapi kamu nggak mau makan sayur bening kelor malah pilih makan mie instan.
Tak buatkan jamu temulawak, kunir asem, kunci supaya biar sehat, tapi kamu pilih minum obat buatan Londo karo Amerika... Sekarang ada virus saja baru ingat cuci tangan dan minum jamu."
"Iya ya, Mbok!" Mikir keras
"Orang tua-tua zaman dulu itu walaupun bodoh, tapi nggak ngawur, mereka itu pakai ilmu "titen" kalau sekarang namanya penelitian itu lo... Dititeni misalnya kenapa kok kalau ada orang meninggal anak-anak sering panas demam.
Oo rupanya Bapak/Ibunya ikut melayat. Berarti orang pulang melayat itu bawa penyakit. Akhirnya dicoba diolesi dlingo bawang, terus Bapak/Ibunya sebelum menyentuh anaknya harus mandi dulu. Dan tenyata benar, setelah dilakukan seperti itu anaknya tidak demam tinggi lagi walaupun ayah/ibunya pulang melayat.
Kejadian itu dijadikan pelajaran, "dititeni" akhirnya jadi tradisi, terus kalian yang sudah pinter menemukan bahwa ternyata yang dibawa pulang dari luar rumah itu namanya bukan sawan tapi virus... Ngono to?"
Nyengir..., "Iya, Mbok!"
"Sekarang masih mau ngeyel. Masih mau bilang wong kuno itu bodo? Sing bodo ya kamu-kanu itu. Sudah bagus-bagus nenek moyangnya niteni kalau bau badan itu banyak-banya makan daun luntas dan minum kunci suruh, ehhh kalian malah nuruti bakul minyak wangi, bau badan cukup disemprot.
Padahal badanmu bau itu karena banyak kuman yang harus dibersihkan, kalau cuma disemprot minyak wangi, nggak menyelesaikan masalah, minyak wanginya hilang tetap bau.
Nenek moyangnya sudah capek-capek niteni kalau orang yang badannya sehat itu tidak mudah diserang sawan eh virus, makanya harus rajin minum jamu, ehhh awakmu malah pilih percaya bakul obat yang obatnya cuma menghilangkan rasa sakit, pas diminum sehat, besuk kambuh lagi, minum lagi, sehat, kambuh lagi... Akhir e yoo rusak jeroanmu... Paham ora?" Ampunnnnn....
Wis paham, Mbok!... Pahaamm! ...
Anakmu ngaku...kalah pinter karo Mbok
Dikutip dari artikel di facebook
Previous article
Next article
Belum ada Komentar
Posting Komentar