Pendidikan
Pentingnya Menyiapkan Diri sebelum Mengajar
Oleh : Ismael Amin Kholil, Bangkalan
Suatu hari Syaikh Buthi pernah diundang untuk mengisi sebuah seminar, namun kala itu terjadi miss komunikasi antara beliau dan panitia, beliau menyiapkan kajian tentang fiqh tapi tema seminar yang disiapkan panitia justru tentang akidah.
Seorang alim sekaliber Syaikh Buthi tentu akan dengan mudah menyampaikan materi ilmu tauhid sampai akar-akarnya, apalagi beliau punya karya kitab Akidah “Kubrol Yaqiniat” yang fenomenal itu. tapi kala itu beliau justru minta undur diri kepada panitia.
“ Maaf saya tidak bisa mengisi kajian kali ini, saya belum mempersiapkan diri “
Mungkin prinsip “nggak ngajar kalo belum muthola’ah“ itu juga yang membuat beliau “sempat” enggan mengajar di Majelis Habib Ali Al-Jufri. Sudah menjadi rahasia umum kalo beliau sering menghadiri Majlis Habib Ali muridnya yang usianya terpaut puluhan tahun dibawah beliau itu.
Suatu hari ketika menghadiri majlis Habib Ali, Syaikh Buthi diminta untuk mengisi kajian, beliau menolak namun Habib Ali terus memohon dan meminta, bahkan beliau juga mengambil “voting” dari hadirin yang pada akhirnya mengamini semua (siapa sih yang nggak mau dapat ilmu dari Syaikh Buthi?)
Ketika akhirnya Syaikh Buthi tidak bisa menolak dan mengelak lagi, beliau berkata kepada Hadirin :
“saya kesini mau ngaji, mau istifadah, mau bersihin hati saya yang kotor akibat dosa-dosa (bukan mau ngajar)“ .
Sekelas guru kami Sayyidil Habib Umar pun selalu mementingkan muthola’ah sebelum mengajar. Yang pernah jadi santri beliau pasti tahu, setiap malam selasa beliau punya kajian tafsir untuk santri dan masyarakat umum (Jalsah Itsnain) dan sebelum datang ke majlis jalsah beliau selalu meluangkan waktu di kantor pribadi (maktab) beliau untuk muthola’ah materi tafsir yang akan beliau sampaikan. Bahkan Seperti disampaikan Sayyid Salim putra beliau, beliau pernah berkata :
" المدرس الذي لا يراجع قبل التدريس فإنه من أهل الخيانة "
“Guru yang tidak muthola’ah dulu sebelum mengajar maka ia telah berkhianat kepada ilmu“
Saya juga pernah mendengar dari salah satu kiai Bangkalan, bahwa Kiai Hasan Iraqi (Kiai Raqi) ulama besar asal Duwe’ Pote Sampang yang terkenal alim itu, beliau tidak pernah mau mengajar jika belum Muthola’ah, meskipun itu kitab kecil sekelas Safinatunnaja sekalipun.
Nulis ini sekedar Self Reminder dan pengingat untuk diri sendiri, atau mungkin untuk banyak ustadz dan pengajar yang meremehkan masalah muthola’ah sebelum mengajar dengan dalih “ah materinya gampang.. ah sudah paham.. ah cuma Jurumiah aja... cuma Safinah aja.. ngajar sambil merem juga bisa..“ atau ngaku nggak sempat dan nggak punya waktu padahal sibuk maen hape..
Semoga selalu bisa mengikuti jejak-jejak luhur mereka..
رب فانفعنا ببركتهم * و اهدنا الحسنى بحرمتهم و أمتنا في طريقتهم * و معافاة من الفتن
Previous article
Next article
Belum ada Komentar
Posting Komentar